Senin, 29 Maret 2010

Mikro Syariah: Sebuah Harapan

Bank Syariah memiliki beberapa keunggulan bila dibandingkan dengan bank konvensional. Keunggulan inilah yang menjadikan Bank Syariah memiliki pangsa pasar khusus dengan segmen pelanggannya sendiri. Diantara segmen pelanggan pengguna jasa Bank Syariah terdapat para pelaku usaha mikro. Usaha mikro selama ini terbukti tahan dalam menghadapi terjangan krisis moneter yang pernah melanda Indonesia tahun 1998 silam. Pelaku usaha mikro hingga sekarang masih memiliki jumlah yang cukup besar dan bertambah besar dari tahun ke tahun, dan merupakan peluang Bank Syariah untuk mengembangkan bisnisnya secara Syariah dengan tambahan porsi pelanggan dari para pelaku usaha mikro. Bahkan pemerintah juga memberikan perhatian khusus pada para pelaku usaha mikro.



Perhatian Pemerintah
Pemerintah terus berupaya meningkatkan jumlah para pelaku usaha mikro, bahkan sampai pada pendidikan. Upaya ini bertujuan agar terbentuk wirausaha-wirausaha baru yang akan menjadi para pelaku dari usaha di berbagai bidang baik dengan skala mikro, kecil hingga menengah. Terbentuknya para pelaku usaha ini akan dapat banyak membantu pemerintah untuk mengatasi beberapa permasalahan. Pertama yaitu masalah pengangguran, yang jumlahnya semakin meningkat dari tahun ke tahun dan parahnya lagi, jumlah penggangguran ini diantaranya adalah pengangguran terdidik lulusan pendidikan tinggi. Kedua, dengan terserapnya pengangguran oleh para pelaku usaha, diharapkan terjadi peningkatan kesejahteraan masyarakat yang semakin luas. Ketiga, persaingan usaha mikro akan menuntut para pelaku usaha untuk meningkatkan inovasi, inovasi inilah yang akan diharapkan pemerintah untuk digunakan para pelaku usaha mengelola kekayaan alam Indonesia yang berlimpah ruah, hingga tujuan lain pemerintah seperti peningkatan daya saing bangsa dari inovasi ini juga akan tercipta.

Peningkatan jumlah wirausaha baru ini juga sampai pada tingkat pendidikan, tidak hanya dalam bentuk pelatihan dan magang saja, tetapi sekarang juga terdapat wacana memasukkan materi kewirausahaan sebagai bahan ajar untuk tingkat sekolah dasar (SD) mulai kelas 4.


Perhatian pemerintah tidak hanya sampai disitu, karena pemerintah juga telah siap memberikan perangsang agar ada pihak, termasuk sektor perbankan juga serius menggarap sektor usaha mikro ini. Banyak sekali bentuk perangsang itu, salah satunya yaitu lewat sebuah lembaga keuangan milik pemerintah, yang bernama lembaga pengelola dana bergulir (LPDB) milik Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, siap bermitra dengan pihak yang serius menggarap potensi usaha mikro ini.


Kerjasama dan Kemitraan
Banyaknya kemudahan oleh pemerintah diharapkan juga menjadi momentum bagi Bank Syariah untuk turut menggarap sektor usaha mikro. Dukungan dari pemerintah, yang salah satunya lewat LPDB itu, bisa diharapkan dari para pelaku usaha mikro agar dapat dimanfaatkan juga oleh Bank Syariah untuk menjalin kerjasama dan kemitraan, sehingga layanan perbankan secara syariah juga dapat dinikmati calon nasabah dari para pelaku usaha mikro ini. Akhir-akhir ini banyak Bank konvensional berlomba-lomba membuka pelayanan perbankan khusus untuk pelanggan dari sektor usaha mikro, hingga kantor cabangnya hampir tampak di setiap daerah dan pelosok, dan banyak dari para pelaku usaha mikro yang sebenarnya juga berharap ingin bertransaksi bank secara syariah. Langkah dari bank konvensional dan potensi calon pelanggan dari sektor pelaku usaha mikro ini diharapkan dapat memacu Bank Syariah juga melakukan langkah serupa dengan yang telah dilakukan Bank konvensional tersebut.


Beberapa promosi pemasaran akhir-akhir ini juga banyak dilakukan oleh Bank Syariah. Apabila langkah dari bank konvensional juga bisa diikuti bank Syariah yang kemudian dipadu dengan promosi pemasaran untuk pengembangan usaha dari bank syariah maka akan membuat semakin banyak calon pelanggan menggunakan dan bertransaksi jasa perbankan secara syariah.





Jumat, 05 Maret 2010

Ekstrakurikuler Perubahan Ilkim


http://www.kompasiana.com/d_1_k

Anda pernah menyaksikan video klip What I’ve Done yang dilantunkan Grup Band Musik Linkin Park?. Jika pernah, tentunya Anda mengetahui pesan lingkungan yang akan disampaikan oleh Linkin Park lewat karyanya tersebut. Disitu digambarkan diantaranya penggunaan bahan bakar fosil yang kurang bijak, yang menjadi penyebab polusi udara dan berakibat salah satunya yaitu pemanasan global dan akhirnya pencairan es kutub-kutub di bumi. Pesan ini kemudian diteruskan untuk disampaikan di sekolah-sekolah secara intensif lewat program ekstrakurikuler.
Pemanasan global saat ini merupakan masalah global yang perlu mendapatkan perhatian seluruh lapisan masyarakat, termasuk lingkungan sekolah. Dengan kepedulian dari pihak sekolah, siswa diharapkan mempunyai kepedulian tinggi, kemampuan pengetahuan dan keterampilan dalam menangani masalah-masalah lingkungan. Untuk mencapai tujuan tersebut dapat dimulai dengan perlu dikembangkannya iklim yang kondusif untuk lebih sadar terhadap masalah perubahan iklim.
Perubahan iklim bukan sekedar tema kegiatan saja, karena materi dalam teori ekstrakurikuler akan dipraktekkan dengan "kemasan" yang menarik minat para siswa untuk mengikuti kegiatan ini. Karena ekstrakurikuler merupakan salah satu bentuk kegiatan pengembangan diri di sekolah, maka ekstrakurikuler Perubahan Iklim juga menggunakan metode pembelajaran yang mencoba mengakomodir kreativitas para siswa yang sangat beragam. Mulai dari pembuatan karya ilmiah remaja bertema lingkungan, improvisasi metode pembelajaran kooperatif Snowball Throwing dalam permainan olahraga bola basket yang juga bertema lingkungan, pembuatan insektarium, mengenalkan macam-macam tanaman anti polutan (baik indoor maupun outdoor), pentingnya menjaga hidup sehat, sampai melakukan langkah nyata mengurangi laju pemanasan global dengan cara lebih banyak menggunakan angkutan massal dan bersepeda saat beraktivitas, baik di sekolah maupun di luar aktivitas sekolah. Upaya yang sungguh berbalik dengan trend anak sekolah zaman sekarang, yang pada ogah-ogahan naik sepeda dengan beragam alasan. Upaya penyadaran terhadap pentingnya menjaga lingkungan memang tidak dapat serta merta, yang penting para siswa mengerti dahulu, baru kemudian memahami, dan terakhir menghayati. Setelah motor atau mobil mereka mogok terkena banjir baru mereka bisa sadar pentingnya menjaga lingkungan secara berkelanjutan. Sebab perubahan iklim merupakan akibat dari sebuah sebab, sebabnya juga dari manusia itu sendiri.
Ekstrakurikuler ini diaplikasikan dari sebuah inovasi sebuah karya tulis ilmiah yang berjudul "Pengembangan Kegiatan Ekstrakurikuler Sekolah Berbasis Masyarakat dengan Konsep Multiple Intelligence" yang dinyatakan lolos seleksi abstrak dalam sebuah acara Simposium Nasional Penelitian Pendidikan Tahun 2008 yang diadakan Pusat Penelitian Kebijakan dan Inovasi Pendidikan, Balitbang Depdiknas. Penilaian kegiatan ini juga menggunakan konsep Multiple Intelligence siswa peserta ekstrakurikuler ini. Walaupun masih konsep, tetapi ampuh merangsang siswa untuk dapat mengemukakan gagasan tentang pelestarian lingkungan hidup, sesuai dengan minat, bakat serta potensi masing-masing. Misalkan saja membuat karya seni juga memiliki pesan terhadap masalah perubahan iklim.
Hingga sekarang, ekstrakurikuler perubahan iklim telah diikuti 8 sekolah menengah di kabupaten Lumajang, yaitu SMPN 1 Tekung, SMPK Bhara Widya, SMKN 1 Tekung, SMPN 1 Lumajang, SMPN 2 Lumajang, SMPN 4 Lumajang, SMAN 3 Lumajang, dan SMA Muhammadiyah I.
Pelaksanaan ekstrakurikuler ini di 3 sekolah pertama yang disebut diatas bahkan telah dilaksanakan sebelum KTT Perubahan Iklim tahun 2009 dilakukan, yaitu mulai sekitar bulan September 2009. Perizinan dari pihak sekolah masih menjadi kendala, apalagi hal ini merupakan sesuatu yang baru dalam dunia pendidikan. Setelah diadakan negoisasi baru pihak sekolah memahami pentingnya pelaksanaan ekstrakurikuler ini di sekolah.
Manfaat untuk sekolah dengan adanya penyelenggaraan ekstrakurikuler ini yaitu, pertama, hal ini merupakan wujud keinovasian sekolah dan guru dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Kedua, sekolah telah meningkatkan peran serta dan partisipasi aktif masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan, yang juga telah diatur dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Ketiga, dengan adanya penyelenggaraan ekstrakurikuler ini dapat menjadi indikator adanya peningkatan pelaksanaan ekstrakurikuler, yang menjadi salah satu syarat bagi sekolah berstandar nasional (SSN) maupun rintisan sekolah berstandar Internasional (RSBI) untuk mendapatkan tingkat sekolah yang lebih tinggi daripada tingkat sebelumnya.
Upaya tim 5 pelangi, nama tim pelaksana ekstrakurikuler, tidak hanya di sekolah saja. Karena sejak akhir tahun 2009, ketua tim 5, E.S. Nugraha berhasil meminjam lahan milik Universitas Jember yang nantinya dijadikan praktek percobaan sebuah pupuk organik buatan petani daerah Lumajang yang telah terbukti mampu mempercepat pertumbuhan tanaman dengan lebih baik, termasuk tanaman penyerap polutan. Semua tanaman sebetulnya bisa menyerap polutan, hanya saja masing-masing penyerapan kadar polutan masing-masing tanaman berbeda-beda.